AKSI (Anak KelaS I)

Selasa, 27 Juli 2010

Normalisasi & Ketergantungan Fungsional

Definisi
Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasikan data ke dalam table-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu ogranisasi.
Tujuan dari Normalisasi

-Untuk menghilang kerangkapan data
-Untuk mengurangi kompleksitas
-Untuk mempermudah pemodifikasian data


Proses Normalisasi

- Data diuraikan dalam bentuk table, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
- Apabila table yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka table tersebut perlu dipecah menjadi beberapa table yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal. 

Tahapan Normalisasi
Bentuk Tidak Normal 

                      Menghilangkan perulangan group

Bentuk Normal Pertama (1 NF) 
                      Menghilangkan Ketergantungan sebagian 

Bentuk Normal Kedua (2NF)                    
  Menghilangkan Ketergantungan Transitif 

Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional

Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)
Menghilangkan ketergantungan Multivalue

Bentuk Normal Keempat (4NF)
Menghilangkan anomaly-anomali yang tersisa 

Bentuk Normal Kelima 


Ketergantungan Fungsional
Definisi :
Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X (R.X -> R.Y), jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R. 

Misal, terdapat skema database Pemasok-Barang : Pemasok (No-pem, Na-pem) 
-Tabel PEMASOK-BARANG
 







Ketergantungan fungsional dari tabel PEMASOK-BARANG adalah :
No-pem  -->   Na-pem


Ketergantungan Fungsional Penuh
Definisi : Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X (bila X adalah key gabungan) .

Contoh : KIRIM BARANG (No-pem, Na-pem,No-bar, Jumlah)














Ketergantungan fungsional :
No-pem -> Na-pem

No-bar, No-pem -> Jumlah (Tergantung penuh thd keynya)


Ketergantungan Transitif :
Definisi :
Atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X, jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R. ( X Y, Y Z, maka X Z ).

Contoh :


















Ketergantungan Fungsional :
No-pem -> Kode-kota
Kode-kota -> Kota, maka
No-pem -> Kota



Bentuk Normal Kesatu (1 NF)  
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kesatu bila setiap data bersifat atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya mempunyai satu nilai data. 

 Tabel KIRIM-1 (Unnormal)








Tabel KIRIM-2 (1 NF)







Diagram Ketergantungan Fungsional







Bentuk Normal Kedua (2 NF) 
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kedua bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kesatu, dan atribut yang bukan key sudah tergantung penuh terhadap keynya. 

Tabel PEMASOK-1 (2 NF)












Bentuk Normal Ketiga (3 NF) 
Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal ketiga bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kedua dan atribut yang bukan key tidak tergantung transitif terhadap keynya. 

Tabel KIRIM-3 (3 NF)










Tabel PEMASOK-2 (3 NF)          Tabel PEMASOK-3 (3 NF)





Normalisasi pada database perkuliahan
Asumsi :
-
Seorang mahasiswa dapat mengambil beberapa mata kuliah
 -Satu mata kuliah dapat diambil oleh lebih dari satu mahasiswa
 -Satu mata kuliah hanya diajarkan oleh satu dosen
 -Satu dosen dapat mengajar beberapa mata kuliah

 -Seorang mahasiswa pada mata kuliah tertentu hanya mempunyai satu nilai

Tabel MAHASISWA-1 ( Unnormal )













Tabel MAHASISWA-2 ( 1NF )












Diagram Ketergantungan Fungsional :
















Tabel KULIAH ( 2NF )












Tabel MAHASISWA-3 ( 3NF )














Tabel Nilai ( 3NF )




















Tabel MATAKULIAH ( 3NF )














Tabel DOSEN ( 3NF )






















Sumber : http://hurna.staff.gunadarma.ac.id

Download file

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://anakkelasi.blogspot.com/